mivo tv

Kamis, 29 Desember 2011

PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pertanian Berkelanjutan Suatu Konsep Pemikiran Masa Depan. Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini, saat yang akan datang dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya.
Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
Menurut Gips, suatu sistem pertanian itu bisa disebut berkelanjutan jika memiliki sifat-sifat sbb:
  1. Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri
  2. Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya
  3. Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain
  4. Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada
  5. Luwes yang berarri mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan.
Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah. The International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM) menyatakan bahwa pertanian organik bertujuan untuk:
a)      menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
b)      membudidayakan tanaman secara alami,
c)      mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
d)     memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
e)      menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,
f)       memelihara keragaman genetik sistem pertanian dan sekitarnya, serta
g)      mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem usaha tani.
Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan harmonisasai produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani adalah sebagai berikut: (1) pengendalian hama terpadu, (2) aplikasi sistem rotasi dan budidaya rumput, (3) konservasi lahan, (4) menjaga kualitas air/lahan basah, (5) aplikasi tanaman pelindung, (6) diversifikasi lahan dan tanaman, (7) pengelolaan nutrisi tanaman, (8) agroforestri (wana tani), (9) manajemen pemasaran, dan (10) audit dan evaluasi manajemen pertanian secara terpadu dan holistik.
Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pertanian organik merupakan salah satu teknologi alternatif pertanian yang memberikan berbagai hal positif, yang dapat diterapkan pada usaha tani, sehingga produk-produk hasil pertanian dapat bernilai komersial tinggi, menjamin pemenuhan kebutuhan pangan dan keamanan pangan, dan dapat memberikan kesadaran masyarakat dan petani khususnya dalam melestarikan ekosistem lingkungan. Oleh karena itu, untuk menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan yang harmonis dan berkelanjutan, perlu dilakukan upaya antara lain : (1) sosialisasi pemasyarakatan mengenai pentingnya pertanian yang ramah lingkungan, (2) penggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik, (3) diperlukan lebih banyak kajian/penelitian untuk mendapatkan produk organik yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu perlu ditekankan bahwa usaha tani yang berorientasi pasar global perlu menekankan aspek kualitas, keamanan, kuantitas dan harga yang bersaing.
Salah satu alasan mengapa harus berlanjut adalah pengalaman selama ini dimana input tinggi telah menyebabkan degradasi lahan secara nyata. Sebagai contoh penggunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan resurgensi, resistensi dan munculnya hama penyakit sekunder.
Penggunaan pupuk yang berlebihan malah menyebabkan pertemubuhan vegetatif yang tak diinginkan dan di daerah hilir menyebabkan eutrifikasi (suburnya perairan akibat akumulai hara oleh aliran air). Lahan sebagai penopang utama telah rusak, maka akan sangat mahal biaya yang harus dikeluarkan dan dimasa yang akan datang anak cucu hanya ditinggali barang sisa kurang bermutu. Pada hal harapakn kita semua generasi yang akan datang harus lebih baik daripada generasi saat ini.
Langkah yang bisa ditempuh adalah pertama meningkatkan kesadaran pertanian berkelanjutan. Kedua setiap pihak yang berkait dengan pertanian melaksanakan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Ketiga dukungan konsumen yang tidak mengkonsumsi produk pertanian yang tidak ramah lingkungan.
Langkah operasional yang bisa dilaksanakan adalah : melaksanakan pengolahan tanam minimal, sebanyak mungkin menggunakan pupuk organik, melaksanakan pengendalian hama penyakit dengan bahan yang ramah lingkungan.
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input) secara khusus ditulis oleh Franklin H. King dalam bukunya Farmers of Forty Centuries. King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan berkelanjutan pada pertanian daratan Timur (oriental) dengan apa yang dia lihat sebagai kesalahan metoda yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah bahwa sistem pertanian memiliki kapasitas internal yang besar untuk melakukan regenerasi dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya internal.
Baru-baru ini, Undang-undang Produktivitas Pertanian Amerika, yang merupakan bagian dari Undang-undang Keamanan Pangan 1985, menyediakan kewenangan untuk melaksanakan program riset dan pendidikan pada sistem pertanian alternatif -yang kemudian dikenal sebagai pertanian berkelanjutan dengan input minimal (Low Input Sustainable Agriculture (LISA)). Pada bulan Desember 1987, Kongres Amerika menyetujui US $ 3,9 juta untuk memulai pekerjaan tersebut atas dasar undang-undang Keamanan Pangan. Undang-undang tersebut memberikan mandat untuk melakukan investigasi ilmiah pada a) peningkatan produktivitas pertanian, b) produktivitas lahan sentra produksi, c) mengurangi erosi tanah, kehilangan air dan nutrisi, dan d) melakukan konservasi sumberdaya natural dan energi.
Petani Amerika saat ini sedang mencari sumberdaya yang efisien, biaya lebih rendah, dan sistem-sistem produksi yang lebih menguntungkan. Siapapun yang bergerak di bidang pertanian seharusnya berbagi kepedulian yang lebih luas pada masyarakat dalam mendukung lingkungan yang bersih dan nyaman. Selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi paradigma yang mengangkat masyarakat pertanian dari kondisi yang mengharuskan produktivitas lebih tinggi menuju suatu kondisi masyarakat yang peduli pada keberlanjutan. Hal ini dirasakan sebagai suatu kesalahan bahwa produktivitas yang tinggi dari kegiatan pertanian konvensional telah menimbulkan biaya kerusakan yang cukup siginifikan terhadap lingkungan alam dan disrupsi masalah sosial.
Dalam usaha mengalihkan konsekuensi-konsekuensi negatif pertanian konvensional, beberapa format sistem pertanian berkelanjutan yang berbeda telah direkomendasikan sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan. Kepentingan dalam sistem pertanian alternatif ini sering dimotivasi dengan suatu keinginan untuk menurunkan tingkat kesehatan lingkungan dan kerusakan lingkungan dan sebuah komitmen terhadap manajemen sumberdaya alam yang berkeadilan. Tetapi kriteria yang paling penting untuk kebanyakan petani dalam mempertimbangkan suatu perubahan usaha tani adalah keingingan memperoleh hasil yang layak secara ekonomi. Adopsi terhadap metode pertanian alternatif yang lebih lebar ini membutuhkan bahwa metode tersebut sedikitnya sama kualitasnya dalam memperoleh keuntungan dengan metode konvensional atau memiliki keuntungan-keuntungan non-keuangan yang signifikan, seperti sebagai usaha menjaga penurunan kualitas sumberdaya air dan tanah secara cepat.
Riset dan pendidikan bergerak terbatas diantara para peneliti atau mahasiswa. Sebagaimana seorang mahasiswa menjadi lebih baik diberikan pendidikan mengenai pengetahuan praktis pertanian berkelanjutan, lebih memiliki minat dan dana akan ditingkatkan untuk mendukung riset selanjutnya. Jaminan peneliti dan ketersediaan dana penelitian ini akan lebih memberikan harapan untuk meningkatkan minat pada pendidikan yang memandu riset selanjutnya secara umum. Pooling pendapat yang dilakukan mahasiswa di sejumlah fakultas seluruh Amerika menunjukkan ketertarikan pada pertanian berkelanjutan. Kebanyakan mereka mempertanyakan masalah-masalah pertanian berkelanjutan sebagai sebuah pemikiran yang tidak dapat diadopsi dalam program agroekologi. Mereka memberikan komentar bahwa penurunan dampak lingkungan akibat usaha pertanian berkelanjutan sebagai sebuah keuntungan yang besar dari meninggalkan usaha pertanian konvensional. Lebih banyak riset yang dilakukan pada pertanian berkelanjutan ini, program-program pendidikan yang lebih baik akan dapat dilaksanakan di wilayah ini.
Ketika perubahan dari kegiatan pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan dilaksanakan, perubahan sosial dan struktur ekonomi juga akan terjadi. Pada saat input menurun, terdapat hubungan yang menurun pula pada hubungan kerja terhadap mereka yang selama ini terlibat dan mendapatkan manfaat dari pertanian konvensional. Hasilnya adalah terdapat banyak kemungkinan yang dapat ditemukan yaitu meningkatnya kualitas hidup, dan peningkatan kegiatan pertanian mereka. Dalam mengadopsi input minimal (low input) sistem-sistem berkelanjutan dapat menunjukkan penurunan potensial fungsi-fungsi eksternal atau konsekuensi-konsekuensi negatif dari jebakan sosial pada masyarakat. Petani sering terperangkap dalam perangkap sosial tersebut sebab insentif-insentif yang mereka terima dari kegiatan produksi saat ini.
Pertanian organik semakin mendapat perhatian dari sebagian besar masyarakat, baik di negara maju maupun negara berkembang, khususnya mereka yang sangat memperhatikan kualitas kesehatan, baik kesehatan manusia maupun lingkungan. Produk pertanian organik diyakini dapat menjamin kesehatan manusia dan lingkungan karena dihasilkan melalui proses produksi yang berwawasan lingkungan. Trend masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) telah menyebabkan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat sekitar 20 – 30 % per tahun. Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan pada tahun 2010 ini, pangsa pasar dunia terhadap produk pertanian organik akan mencapai U$ 100 milyar.


DAFTAR PUSTAKA

Anon. 1991. Toward sustainability. Soil and water research priorities for developing countries. National Academy press. Washington ,D.C. x +65h.
Brown, L.R. 1995. Nature’s limits. Dalam : State of the World. W.W. Narton & Company New York. H 3-20
Gardner, G. 1996. Presserving agricultural resources. Dalam : State of the World. W.W narton & Company. New York. H 78-94
Browse > Home / Daulat Pangan / Refleksi Pengembangan Kapasitas Petani Melalui Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan

Selasa, 27 Desember 2011

SEJARAH KOTA SUBANG

Ada fakta menarik mengenai asal muasal nama Subang. Pada tanggal 1 Januari 1870Kademangan Ciherang dipindah ke desa Wanareja karena P&T yang ada di Pamanukan jugaberpindah. Lokasi pindahnya kantor P&T itu adalah bekas kubangan badak yang telah berdiribedeng-bedeng. Karena orang Belanda tidak bisa mengatakan Kubangan Badak, makaterciptalah kata Subang-an Badak dari para pengusaha Belanda yang oleh para buruh diubahlagi menjadi kampung Subang.Subang adalah kota yang berasal dari perkebunan. Pasca runtuhnya kerajaanPajajaran, wilayah Subang seperti halnya wilayah lain di P. Jawa, menjadi rebutan berbagaikekuatan. Tercatat kerajaan Banten, Mataram, Sumedanglarang, VOC, Inggris, dan KerajaanBelanda berupaya menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasanperkebunan serta strategis untuk menjangkau Batavia. Pada saat konflik Mataram-VOC,wilayah Kabupaten Subang, terutama di kawasan utara, dijadikan jalur logistik bagi pasukanSultan Agung yang akan menyerang Batavia. Saat itulah terjadi percampuran budaya antaraJawa dengan Sunda, karena banyak tentara Sultan Agung yang urung kembali ke Mataramdan menetap di wilayah Subang. Tahun 1771, saat berada di bawah kekuasaan KerajaanSumedanglarang, di Subang, tepatnya di Pagaden, Pamanukan, dan Ciasem tercatat seorangbupati yang memerintah secara turun-temurun. Saat pemerintahan Sir Thomas StamfordRaffles (1811-1816) konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada swastaEropa. Tahun 1812 tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan-tuan tanah,diantaranya Peter Willem Hofland, yang selanjutnya membentuk perusahaan perkebunanPamanoekan en Tjiasemlanden (P & T Lands). Penguasaan lahan yang luas ini bertahansekalipun kekuasaan sudah beralih ke tangan pemerintah Kerajaan Belanda. Lahan yangdikuasai penguasa perkebunan saat itu mencapai 212.900 ha. dengan hak eigendom.

 Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini, pemerintah Belanda membentuk distrik-distrikyang membawahi onderdistrik. Saat itu, wilayah Subang berada di bawah pimpinan seorangkontrilor BB (bienenlandsch bestuur) yang berkedudukan di Subang.Di tahun 1886, nama perusahaan perkebunan yang bernama Perkebunan P&T(Pamanukan & Tjiasem) Lands diganti dengan nama NV. Maatschappy Ter Exploitatie derPamanukan en Tjiasem Landen. Kedepannya, tanah perkebunan ini mengalami 3 masa peralihan : tahun 1812-1839 menjadi milik Inggris, tahun 1840-1910 menjadi milik Belandalalu terakhir di tahun 1911-1953 kembali di tangan Inggris. Pada tahun 1953, nama Belandatersebut dirubah menjadi P&T Land N.V. Hasil perkebunan dari perusahaan ini meliputi teh,karet, sisal, singkong (tapioka), kapok, merica, coklat, kina, kopi dan padi.Subang pada tahun 1950 adalah sebuah perkebunan karet yang luas. Pusat dariseluruh kegiatan di Subang berada di perusahaan The Anglo Indonesian Plantation LTD.Tercatat di perusahaan ini sejumlah 46 orang karyawan-nya adalah orang Indonesiasedangkan sisanya adalah 268 orang asing. Ini mengungkapkan bahwa perusahaanperkebunan ini cukup besar. Besarnya jumlah kaum expatriat ini juga memperlihatkanadanya persentuhan sosial, budaya, agama dan lainnya antara kaum pribumi lokal Subangdengan bangsa lain (masyarakat internasional) yang cukup intens pada periode tersebut.

Senin, 26 Desember 2011

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF DARI INTERNET

1. Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Teknologi Internet

Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.
Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan nomor telepon ) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer ( PC ) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri.
Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif. Informasi dikatakan positif apabila bermanfaat untuk penelitiaan. Di bawah ini akan dijelaskan dampak-dampak positif maupun negatif dari penggunaan internet.
Dampak Positif:1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. 2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. 3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. 4. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. 5. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain 6. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.Dampak Negatif
Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen ‘browser’ melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
Violence and Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
Carding
Karena sifatnya yang ‘real time’ (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.1. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face). 2. Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. 3. Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
4. Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut

2. Dampak Internet pada pergaulan mahasiswa, siswa SD,SMP & SMA
Internet sbg Sarana Komunikasi Mahasiswa
Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif. Informasi dikatakan positif apabila bermanfaat untuk penelitiaan.
Quarterman dan Mitchell membagi kegunaan internet dalam empat kategori, yaitu:
  1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
  2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
  3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
  4. Fungsi komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia. Dalam komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan sebagainya. Karena sifat internet yang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia maya).
Oleh karena itu, pastilah kita ingin mengetahui fungsi internet serta fasilitas apa, di mana, bagaimana, mengapa, kepada dan dari siapa mahasiswa tersebut menggunakan internet untuk berkomunikasi.
Pada umumnya, para pengguna internet menggunakan internet yang tersedia di warung-warung internet atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘warnet’. Hal ini karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan menggunakan internet pribadi.
Perlu diketahui bahwa mahasiswa belum bekerja, dan masih bergantung dari dana yang diberikan oleh orang tua mereka. Keadaan ini merupakan salah satu penyebab dimana mereka akan menggunakan komputer yang terhubung dengan internet. Pada umumnya, biaya menggunakan internet adalah sebesar tiga ribu lima ratus rupiah per jam. Tentu saja, biaya ini relatif mahal karena mahasiswa yang masih banyak tergantung dari dana yang diberikan orang tua perhari atau per mingu atau per bulan. Maka, komunikasi para mahasiswa lewat internet menjadi terbatas oleh biaya.
Situs Web
World Wide Web yang sering disingkat www merupakan fasilitas internet yang paling banyak digunakan saat ini di samping email. Situs web adalah informasi yang dapat diakses oleh seluruh pengguna internet dari seluruh dunia dengan menggunakan program yang disebut Web Browser misalnya Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer. Informasi yang ditempatkan dalam situs web itu dapat berupa tulisan, gambar, animasi, suara, dan video klip.
Sebagai sarana komunikasi , Sistus web tersebut berguna untuk mencari data, berita, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baru, dan lain lain. Misalnya, melalui pengamatan banyak mahasiswa mengunjungi web situs seperti friendster, detik, satuwanita, yahoo, CNN, Kompas dan sebagainya. Selain itu, mahasiswa bisa mempunyai situs web sendiri untuk menyebarluaskan ide-ide dan pendapat mereka sendiri kepada seluruh dunia.
Walaupun ada banyak manfaat situs web, juga ada banyak masalah. Masalah yang paling besar adalah bahwa informasi yang disebarkan di internet tidak selalu benar. Hal ini terjadi karena situs web tidak harus memberikan informasi yang benar dan akurat, dan tidak ada tanggung jawab atas kebenaran informasi yang disebarluaskan. Masalah yang kedua adalah pornografi yang merupakan dampak negatif. Namun, pornografi itu tidak harus dicari dengan sengaja, bisa saja mendapatkan pornografi dengan pencarian data dan file musik mp3. Dari pengamatan yang mendalam, tiga puluh tiga persen dengan sengaja mencari pornografi di www, dan bukan hanya laki-laki tetapi juga perempuan. Walaupun demikian, kebanyakan adalah mahasiswa yang dengan sengaja mencari pornografi. Sedangkan, yang tidak dengan sengaja mendapatkan pornografi sebanyak lima puluh sembilan persen.
Sering kali, orang ingin mengetahui dari mana asalnya pornografi itu. Biasanya, pornografi yang dicari mahasiswa adalah pornografi Barat, yaitu pornografi yang memuat tentang orang Amerika Serikat, Belanda, Perancis atau negara Barat lain. Namun, semakin lama semakin banyak pornografi <ST1:COUNTRY-REGIoN>Indonesia</ST1:COUNTRY-REGIoN> sudah tersedia melalui internet, dan kadang-kadang pornografi itu melibatkan mahasiswa <ST1:COUNTRY-REGIoN>Indonesia</ST1:COUNTRY-REGIoN>. Baru-baru ini, di internet, ada artikel tentang dua mahasiswa Bandung yang merekam adegan intim dengan kamera video. Tidak disangka, hasil rekaman ini beredar bak VCD porno komersial. Belakangan, file image dan klip yang heboh ini mulai bergentayangan di internet.
Jadi, sisi negatif dari www adalah pornografi yang dengan mudah dilihat dan hal ini memberikan dampak yang buruk bagi generasi muda <ST1:COUNTRY-REGIoN>Indonesia</ST1:COUNTRY-REGIoN>.
Email
Tujuan mahasiswa dalam menggunakan fasilitas internet bermacam-macam. Banyak mahasiswa menggunakan internet untuk penelitian, atau mencari berita asing, tetapi yang paling populer adalah email. Email itu adalah surat menyurat secara elektronik di mana pesan yang dikirimkan akan sampai dalam waktu singkat. Pesan email tidak hanya berupa tulisan tetapi dapat disertai dengan file gambar, suara, animasi, dan lain lain. Selain itu, email dapat dikirimkan kepada ratusan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Makanya, email ini menjadi penting untuk komunikasi dalam zaman modern ini, dan terutama bagi para mahasiswa.
Dalam pengamatan rata-rata mahasiswa yang pernah menggunakan internet mempunyai alamat email sendiri. Alamat email mahasiswa itu semuanya bebas biaya seperti yahoomail atau hotmail yang terkenal. Mereka lebih menyukai yahoomail atau hotmail karena iklan-iklan situs web itu berhasil mempengaruhi mereka dan provider email itu sangat terkenal tidak hanya di <ST1:COUNTRY-REGIoN>Indonesia</ST1:COUNTRY-REGIoN>, tetapi juga di seluruh dunia.
Tentu saja, email yang diterima tetapi tidak diharapkan bukan hanya SPAM. Virus komputer juga sering diterima lewat email, dan topiknya juga tidak jelas. Sayangnya, belum ada cara untuk menghentikan SPAM dan virus komputer tersebut. Banyak perusahaan email gratis mempunyai ‘SPAM filter’ yang menghentikan penerimaan SPAM tetapi filter ini biasanya tidak efektif. Mungkin di masa depan seseorang akan membuat fiter yang efektif tetapi saat ini SPAM dan virus tetap menjadi masalah besar. Namun demikian, manfaat email masih melebihi dampak negatifnya. Bagi mahasiswa TSM, email masih merupakan sarana komunikasi yang tercepat dan tercanggih untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Email sudah menjadi pengganti yang baik dari surat biasa (atau dalam ‘bahasa internet’, snail mail) karena email tersebut diterima pada saat dan waktu yang sama dan tidak bisa dibaca oleh orang lain.
Chatting
Internet Relay Chat atau IRC atau sering disebut dengan chat atau chatting adalah forum diskusi online para pengguna internet dengan menggunakan tulisan sebagai alat untuk berdiskusi. IRC ini menyediakan suatu cara untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang di seluruh dunia, dan tentu saja, antara mahasiswa. IRC terdiri dari bermacam-macam jaringan server IRC (mesin-mesin untuk menghubungkan pemakai dengan IRC). Para pengguna memiliki suatu program (yang disebut ‘client’) untuk menghubungkan mereka dengan suatu server dari salah satu jaringan IRC tersebut. Server-server ini yang akan mengirimkan informasi dari satu server dan ke server yang lain dalam jaringan yang sama. Saat ini terdapat ribuan grup chatting dalam berbagai bahasa dan topik.
Dari pengamatan hampir seluruhnya mahasiswa yang sering menggunakan internet juga pernah chatting. Program yang sering digunakan untuk chatting ini adalah mIRC atau Yahoo Messenger.
Didalam chatting ini tidak jarang dari mereka melanjutkan hubungannya dari sekedar ngobrol di internet menjadi sebuah pertemuan langsung atau disebut kopdar (Kopi Darat). Bahkan ada juga yang akhirnya menjalin hubungan kekasih setelah mereka sering mengobrol di internet dan kemudian saling bertemu.
brb
be right back
segera kembai
bbl
be back later
nanti akan kembali
np
no problem
tidak apa-apa
lol
laughing out loud
tertawa terbahak-bahak
asl?
age, sex, location?
Berapa umurmu? Peremupuan/laki-laki? Dari mana?
Hlo mh
hallo #mahasiswa
Join dong
Masuklah!
u kul/ker?
Kamu kuliah atau kerja?
ce
cewek
co
Cowok
Tiga atau Lima tahun yang lalu, penggunaan telepon genggam sudah semakin popular di Indonesia, terutama di antara generasi mudah pada umumnya, dan mahasiswa TSM pada khususnya. Dengan menggunakan fasilitas Short Message Service (SMS), bahasa yang digunakan berkembang sebagaimana layaknya ‘bahasa internet’. Kata-kata yang digunakan dalam ber-SMS sering kali disingkat, dan ejaannya tidak baik dan benar pada saat mengirim pesan kepada teman. Memang, mahasiswa yang sering chatting melalui internet juga mempunyai telepon genggam dan menggunakan ‘bahasa internet’ untuk SMSnya. Jadi, ‘bahasa internet’ juga biasa digunakan untuk ber-SMS. Menurut pendapat saya, penggunaan ‘bahasa internet’ atau ‘bahasa chatting’ itu semakin meluas di masyarakat. Mungkin di masa depan, kita akan mengembangkan bahasa yang baru dengan tata bahasa dan
istilah-istilah baru.

Pengganti nasi sebagai makan pokok


Beberapa puluh tahun lalu nasi (beras) masih dianggap simbol gengsi dan harga diri. Kalau tidak makan nasi, kita malu. Takut dianggap kere, miskin dan tidak mampu. Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan pengetahuan penduduk, kini masyarakat semakin mandiri terhadap pilihan pangan mereka. Menyantap bahan makanan pokok non-nasi, yang dulu dianggap rendahan (inferior), kini bisa dilakukan dengan penuh percaya diri.
            Namun bagaimanakah sesungguhnya nasib para pesaing nasi ini di tempatnya masing-masing?

Jagung: kaya serat, berlimpah gizi
Memilih jagung sebagai makanan pokok seharusnya membanggakan. Dibanding beras, jagung lebih banyak mengandung gizi, termasuk vitamin dan mineral. Kandungan seratnya lebih tinggi. Jagung lebih unggul dari beras dalam kandungan protein, vitamin B1, betakaroten, kalsium, dan zat besi.
            Penduduk Pulau Madura dulu mengutamakan jagung sebagai makanan pokok. Jagung pipil kering biasanya digiling hingga menjadi “beras jagung”, yakni jagung pecah sebesar butiran-butiran beras. Setelah direndam hingga empuk, “beras jagung” campur beras diaroni bersama air secukupnya hingga kesat dan setengah masak. Selanjutnya, aronan “beras jagung” dikukus hingga masak dan menjadi nasi jagung.
            Selain Madura, sebagian penduduk Jawa Timur lainnya juga menyantap nasi jagung sebagai makanan pokok. Sebagian lainnya, seperti di Malang, penduduk menikmati jagung sebagai nasi ampog. Bedanya dengan nasi jagung, nasi ampog dibuat dari tepung jagung tradisional. Setelah direndam hingga empuk dan ditiriskan, jagung pipil ditumbuk halus tanpa diayak. Cukup dengan ditampi dan diinteri (tepung diputar) menggunakan nyiru untuk mendapatkan bagian tepung jagung halus. Nah, tepung jagung tradisional ini kemudian diperciki air masak hingga lembap, lalu dikukus hingga masak. Jadilah nasi ampog.
            Warung Mbak Jam termasuk salah satu tempat populer untuk menikmati nasi ampog di Malang. Lokasinya di tengah Pasar Dinoyo. Sepiring nasi ampog disajikan bersama urap sayuran, sayur lodeh, dan bali tahu, dilengkapi rempeyek teri dan rempeyek kacang. Hmm enaknya…

Ubi jalar: ubi bakar, nasi ubi   
Umbi manis ini menjadi makanan pokok penduduk Lembah Baliem, Papua. Mereka menyantapnya sebagai ubi bakar, bersama lauk hewani bakar – cara memasak tradisional yang mereka kuasai. Sayangnya, mereka tidak makan juga daunnya sebagai sayuran. Padahal, daun ubi jalar alias ketela rambat bisa menjadi pelengkap nutrisi dari umbinya.
Rasa manis ubi jalar menjadi penanda tingginya kadar karbohidrat sederhana mudah cerna. Hal ini menjadikan ubi jalar lebih cepat memberikan energi bagi tubuh dibanding makanan pokok lainnya.
Meskipun kandungan proteinnya tidak tinggi, ubi jalar memiliki keunggulan dalam kandungan mineral, khususnya kalsium, fosfor, dan zat besi. Kandungan betakarotennya pun sangat menonjol. Kelebihan ini menjadi penopang rendahnya penderita anemia –terutama anemia gizi besi– dan gangguan penglihatan di antara penduduk penyantap makanan pokok ubi jalar. Akan lebih bagus jika nutrisi daunnya juga terkonsumsi, karena warna hijau gelap daun ubi jalar mengisyaratkan tingginya kadar kalsium, zat besi, dan betakaroten.
Di Bali, terutama warung-warung di pantai, nasi ubi menjadi makanan favorit para pelancong. Cincangan ubi jalar yang dicampurkan ke dalam nasi disajikan bersama masakan sayuran dan lauk-pauk khas Bali.

Kentang: makanan pokok “bule”
Kebiasaan kolonial menyantap kentang sebagai makanan pokok ternyata tidak berjejak pada kebiasaan makan penduduk Indonesia. Sebagian kecil saja hidangan akulturatif Indonesia yang memanfaatkan kentang sebagai makanan pokok pendamping, seperti selat solo, bestik – biasanya dilengkapi setup (sayuran) dan kentang ongklok, galantin dengan pure kentang.  
Kentang belum menjadi pilihan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia, kecuali ketika mereka menikmati fast food. Hanya  terbatas kalangan berada yang sering menyantap makanan pokok kentang ketika mereka menikmati steak.
Sesekali penduduk menikmati kentang lebih banyak ketika menyantapnya sebagai kudapan (snack), antara lain berupa kroket kentang atau pastel tutup. Selebihnya secara tradisional kentang masih dianggap sebagai bagian dari sayuran. Misalnya untuk campuran sup, soto betawi, atau semur.
Selain kaya karbohidrat sumber kalori dan mudah mengenyangkan, nutrisi kentang biasa saja. Kalah unggul dari jagung maupun ubi jalar. Walaupun demikian, kentang layak dimasukkan dalam daftar menu harian pengganti nasi, karena mudah didapat dan harganya relatif murah.
            Sebagian penduduk justru sudah lazim menyantap kentang hitam sebagai makanan pengenyang, meskipun bukan sebagai makanan pokok. Kentang hitam –sering disebut kentang kumis, karena umbinya masih ditempeli sedikit akar serabut– nutrisinya lebih baik daripada kentang. Karena lazim disantap utuh bersama kulitnya, kentang hitam lebih kaya serat. Kentang hitam berukuran sebesar ibu jari tangan. (N)

Penanganan Pasca Panen Padi

I.    PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Penanganan pasca panen padi me-rupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan pro-duksi padi.  Konstribusi penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan ter-capainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu.
Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras.  Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Handling Practices (GHP) agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil gabah/ beras. 
Sehubungan dengan hal di atas, dalam rangka memberikan panduan penanganan pasca panen yang baik kepada petani dan pelaku pasca panen lainnya telah disusun pedoman pe-nanganan pasca panen yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Handling Practices (GHP).  Dengan adanya pedoman ini diharapkan petani dapat melakukan penanganan pasca panen padi sesuai prinsip-prinsip GHP se-hingga mampu menghasilkan gabah/ beras yang memenuhi persyaratan mutu dan kemanan pangan.

B.    Tujuan

Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan kepada para petani dan pelaku pasca panen lainnya agar dapat melakukan cara-cara penanganan pasca panen padi yang berdasarkan prinsip-prinsip Good Handling Practices (GHP) sehingga petani dapat :
1)    Menekan tingkat kehilangan hasil padi.
2)    Memproduksi gabah/beras sesuai persyaratan mutu (SNI).

C.    Ruang Lingkup

Penanganan pasca panen padi me-rupakan kegiatan sejak padi dipanen sampai menghasilkan produk antara (intermediate product) yang siap dipasarkan.  Dengan demikian, kegiatan penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pe-manenan, penumpukan dan pengumpu-lan, perontokan, pembersihan, peng-angkutan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan, serta penggilingan.

D.    Pengertian

1)    Padi adalah tanaman yang bernama Oryzae sativa L.
2)    Gabah adalah hasil tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara perontokkan, dikering-kan, dan dibersihkan.
3)    Gabah Kering Panen (GKP) adalah hasil tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara peron-tokkan, dikeringkan, dan dibersihkan yang memiliki kadar air maksimum 25 %, butir hampa/kotoran maksimum 10 %, butir kuning/rusak maksimum 3 %, butir hijau/mengapur maksimum 10 % dan butir merah maksimum 3 %. 
4)    Gabah Kering Giling (GKG) adalah hasil tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara peron-tokkan, dikeringkan, dan dibersihkan yang memiliki kadar air maksimum 14 %, butir hampa/kotoran maksimum 3 %, butir kuning/rusak maksimum 3 %, butir hijau/mengapur maksimum 5 % dan butir merah maksimum 3 %. 
5)    Beras adalah hasil utama dari proses penggilingan gabah hasil tanaman padi yang seluruh lapisan sekamnya terkelupas atau sebagian lembaga dan katul telah dipisahkan.
6)    Pasca Panen adalah semua kegiatan mulai dari panen sampai dengan menghasilkan produk setengah jadi (intermediate product).
7)    Produk setengah jadi adalah produk yang tidak mengalami perubahan sifat dan komposisi kimia.


II.    PROSES PENANGANAN PASCA PANEN PADI

Penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu penentuan saat panen, pemanenan, penumpukan sementara di lahan sawah, pengumpulan padi di tempat perontokan, penundaan perontokan, perontokan, pengangkutan gabah ke rumah petani, pengeringan gabah, pengemasan dan penyimpanan gabah, penggilingan, pengemasan dan pe-nyimpanan beras. 

A.    Penentuan Saat Panen

Penentuan saat panen merupakan tahap awal dari kegiatan penanganan pasca panen padi.  Ketidaktepatan dalam penentuan saat panen dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu gabah/beras yang rendah.  Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan pengamatan visual dan pengamatan teoritis.
1)    Pengamatan Visual   
Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan lahan sawah.  Berdasarkan kenampakan visual, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 sampai 95 % butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau kuning keemasan.  Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan menghasilkan gabah ber-kualitas baik sehingga menghasil-kan rendemen giling yang tinggi.
2)    Pengamatan Teoritis   
Pengamatan teoritis dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasar-kan deskripsi varietas padi, umur panen padi yang tepat adalah 30 sampai 35 hari setelah berbunga merata atau antara 135 sampai 145 hari setelah tanam.  Berdasarkan kadar air, umur panen optimum dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22 – 23 % pada musim kemarau, dan antara 24 – 26 % pada musim penghujan (Damardjati, 1974; Damardjati et al, 1981).

B.    Pemanenan

Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat, menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis, serta menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah.  Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52 % apabila pemanen padi dilakukan secara tidak tepat.
1)    Umur Panen Padi
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(a)    90 – 95 % gabah dari malai tampak kuning.
(b)    Malai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga merata.
(c)    Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan moisture tester.
2)    Alat dan Mesin Pemanen Padi
Pemanenan padi harus meng-gunakan alat dan mesin yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomis dan ergo-nomis. Alat dan mesin yang digunakan untuk memanen padi harus sesuai dengan jenis varietas padi yang akan dipanen. Pada saat ini, alat dan mesin untuk memanen padi telah berkembang mengikuti berkembangnya varietas baru yang dihasilkan. Alat pemanen padi telah berkembang dari ani-ani menjadi sabit biasa kemudian menjadi sabit bergerigi dengan bahan baja yang sangat tajam dan terakhir telah diintroduksikan reaper, stripper dan combine harvester.  Berikut ini adalah cara-cara pemanen padi dengan menggunakan ani-ani, sabit biasa/bergerigi, reaper dan stripper.
(a)    Cara Pemanenan Padi dengan Ani-ani.    
Ani-ani merupakan alat panen padi yang terbuat dari bambu diameter 10 – 20 mm, panjang ± 10 cm dan pisau baja tebal 1,5 – 3 mm.  Ani-ani dianjurkan digunakan untuk memotong padi varietas lokal yang berpostur tinggi.  Pe-manenan padi dengan ani-ani dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o    Tekan mata pisau pada malai padi yang akan dipotong.
o    Tempatkan malai diantara jari telunjuk dan jari manis tangan kanan.
o    Dengan kedua jari tersebut tarik malai padi ke arah pisau, sehingga malai ter-potong.
o    Kumpulkan di tangan kiri atau masukkan kedalam ke-ranjang.

Gambar 1. Panen padi dengan ani-ani


Gambar 2. Alat Panen Ani-ani

(b)    Cara Pemanen Padi dengan Sabit        
Sabit merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri 2 jenis yaitu sabit biasa dan sabit bergerigi.  Sabit biasa/ bergerigi pada umumnya digunakan untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek seperti IR-64 dan Cisadane.  Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjur-kan karena dapat menekan kehilangan hasil sebesar 3 % (Damardjati et al, 1989; Nugraha et al, 1990).  Spesifikasi  sabit bergerigi yaitu:
o    Gagang terbuat dari kayu bulat diameter ± 2 cm dan panjang 15 cm.
o    Mata pisau terbuat dari baja keras yang satu sisinya bergerigi antara 12 – 16 gerigi sepanjang 1 inci.
Pemotongan padi dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong tengah dan potong bawah tergantung cara perontokan.  Pemotongan dengan cara potong bawah dilakukan bila perontokan dengan cara dibanting/digebot atau meng-gunakan pedal thresher.  Pe-motongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila perontokan menggunakan power thresher.  Berikut ini cara panen padi dengan sabit biasa/bergerigi: 
o    Pegang rumpun     padi yang akan dipotong dengan tangan kiri, kira-kira 1/3 bagian tinggi tanaman.
o    Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanaman (tergantung cara perontokan) dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan hingga jerami terputus.

Gambar 3. Pemotongan padi dengan sabit

(c)    Cara Pemanenan Padi dengan Reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat.  Prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit.  Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau me-robohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.  Pada saat ini terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row.  Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai berikut :
o    Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja  dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur ke-cepatan, tuas kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja.
o    Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter ber-macam-macam sesuai de-ngan tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan.
o    Unit pisau pemotong ter-letak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam.
o    Pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya 120 cm.
o    Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.
o    Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.
Penggunaan reaper di-anjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan dengan kondisi baik (tidak tergenang, tidak berlumpur dan tidak becek). Menurut hasil penelitian, penggunaan reaper dapat menekan kehilangan hasil sebesar 6,1 %.  Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper :
o    Sebelum mengoperasikan  mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin reaper.
o    Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.
o    Pemotongan dilakukan se-kaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.
o    Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.

Gambar 4. Reaper


Gambar 5. Panen padi dengan reaper

(d)    Cara Pemanenan padi dengan Reaper Binder
Reaper binder merupa-kan jenis mesin reaper untuk memotong padi dengan cepat dan mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.  Bagian komponen mesin reaper binder adalah sebagai berikut :
o    Kerangka utama yang terdiri  dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja  dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling pisau pemo-tong yang merupakan kawat baja terserot.
o    Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter bermacam-macam sesuai dengan reduksi tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan.
o    Unit pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya antara 40-60 cm.
o    Pisau pengikat terbuat dari besi plat baja, kawat baja, dan besi bulat yang ukurannya bermacam-macam.
o    Unit pengikat ini dilengkapi dengan tali yang terbuat dari yute berbentuk gulungan.
o    Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.
o    Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.
Berikut ini cara peng-operasian mesin reaper binder :
o    Sebelum mengoperasikan mesin pemanen, terlebih dahulu potong / panen padi dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin stripper.
o    Sebelum mesin dihidup-kan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dilakukan mulai dari sisi sebelah kanan petakan.
o    Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 1 atau 2 baris tanaman sekaligus dan akan terlempar ke sisi kanan alat, sebelum terlempar, batang jerami yang sudah terpotong diikat dengan tali peng-ikat melalui mekanisme pengikat pada mesin tersebut.
o    Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.

Gambar 6. Panen padi dengan reaper binder

3)    Sistem Panen
Sistem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(a)    Pemanenan dilakukan dengan sistem beregu/kelompok.
(b)    Pemanenan dan perontokan di-lakukan oleh kelompok pemanen.
(c)    Jumlah pemanen antara 5 – 7 orang yang dilengkapi dengan 1 unit pedal thresher atau 15 – 20 orang yang dilengkapi 1 unit power thresher.

C.    Penumpukan dan Pengumpulan

Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen.  Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan pe-ngumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi.  Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas.  Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.

Gambar 7. Penumpukan dengan menggunakan alas


D.    Perontokan

Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan, penumpukan dan pengum-pulan padi.  Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %.  Cara perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara digebot menjadi menggunakan pedal thresher dan power thresher. 
1)    Perontokan padi dengan cara digebot           
Gebotan merupakan alat perontok padi tradisionil yang masih banyak digunakan petani. Bagian komponen alat gebotan terdiri dari:
(a)    Rak perontok yang terbuat dari bambu/kayu dengan 4 kaki berdiri di atas tanah, dapat dipindah-pindah.
(b)    Meja rak perontok terbuat dari belahan bambu/kayu membujur atau melintang dengan jarak renggang 1 – 2 cm.
(c)    Di bagian belakang, samping kanan dan kiri diberi dinding penutup dari tikar bambu, plastik lembaran atau terpal sedangkan bagian depan terbuka.
Berikut ini cara perontokan padi dengan alat gebot :
(a)    Malai padi diambil secukupnya lalu dipukulkan/digebot pada meja rak perontok ± 5 kali dan hasil rontokannya akan jatuh di terpal yang ada di bawah meja rak perontok.
(b)    Hasil rontokan berupa gabah kemudian dikumpulkan.

Gambar 8. Perontokan padi dengan cara gebot

2)    Perontokan padi dengan pedal thresher        
Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sederhana dan digerakan meng-gunakan tenaga manusia.  Ke-lebihan alat ini dibandingkan dengan alat gebot adalah mampu menghemat tenaga dan waktu, mudah diperasikan dan mengurangi kehilangan hasil, kapasitas kerja 75 – 100 kg per jam dan cukup dioperasikan oleh 1 orang.  Bagian komponen pedal thresher terdiri dari :
(a)    Kerangka utama terbuat dari kayu kaso atau pipa besi dengan ukuran keseluruhan unit bervariasi, biasanya 120 cm x 120 cm.
(b)    Silinder perontok terbuat dari lepengan papan berjajar berkeli-ling membentuk silinder dengan diameter 36 – 38 cm dan lebar 42 – 45 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan pipa bulat setebal 2 – 3 cm. Pada lempengan papan tersebut ditancapkan gigi perontok yang terbuat dari kawat baja berbentuk huruf V terbalik. Ukuran lempengan kayu, tebal 10 – 15 mm, lebar 90 mm dengan jarak antar lempengan 15 mm. Tinggi perontok ± 50 mm dengan lebar kaki-kaki sebesar 25 mm dengan jarak antar gigi 40 mm. Jumlah gigi perontok pada satu lempengan 10 buah dan jumlah lempengan papan 12 buah. Cara pemasang-an gigi perontok 20 mm diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada rangka utama.
(c)    Unit transmisi tenaga melalui rantai sepeda dan spocket yang prinsip kerjanya sama seperti mesin jahit.
(d)    Tutup penahan gabah terbuat dari lembaran plastik atau terpal dengan ukuran > 0 cm x 40 cm x 35 cm. Bagian ini dapat dilepas dari kerangka utama.
Penggunaan pedal thresher dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil padi sekitar 2,5 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan pedal thresher :
(a)    Pedal perontok diinjak dengan kaki naik turun.
(b)    Putaran poros pemutar memutar silinder perontok.
(c)    Putaran silinder perontok yang memiliki gigi perontok dimanfaatkan  dengan memukul gabah yang menempel pada jerami sampai rontok.
(d)    Arah putaran perontok berlawanan dengan posisi operator (men-jauh dari operator).

Gambar 9. Perontokan padi dengan pedal thresher

3)    Perontokan padi dengan power thresher        
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak enjin.  Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi.  Bagian komponen power thresher terdiri dari:
(a)    Kerangka utama terbuat dari besi siku, uk. 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak tebal 1 – 3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya.
(b)    Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling membentuk silinder dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran bulat tebal 2 – 3 mm. Pada besi strip yang melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 – 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88 buah. Diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama.
(c)    Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1 – 2 mm. Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari kawat baja atau besi baja 0,6 – 8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah lingkar-an, jarak antar besi baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 – 3 mm denngan ukuran 15 – 15 mm.
(d)    Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan 45 mm x 390 mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1,5 – 2 mm. Ayakan terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem as nocken.
(e)    Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah.
(f)    Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder perontok, kipas angin dan gerakan ayakan type V belt yang digunakan adalah tipe B. Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 – 600 RPM.
Penggunaan power thresher dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil padi sekitar 3 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan power thresher :    
(a)    Pemotongan tangkai pendek disarankan untuk merontok dengan mesin perontok tipe “throw in” dimana semua bagian yang akan dirontok masuk ke dalam ruang perontok.
(b)    Pemotongan tangkai panjang disarankan untuk merontok secara manual denngan alat atau mesin yang mempunyai tipe “Hold on” dimana tangki jerami dipegang, hanya bagian ujung padi yang ada butirannya ditekankan kepada alat perontok.
(c)    Setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai dengan yang diinginkan untuk merontok padi
(d)    Putaran silinder perontok akan mengisap jerami padi yang di-masukkan dari pintu pemasuk-kan.
(e)    Jerami akan berputar-putar di dalam ruang perontok, tergesek terpukul dan terbawa oleh gigi perontok dan sirip pembwa menuju pintu pengeluaran jerami.
(f)    Butiran padi yang rontok dari jerami akan jatuh melalui saringan perontok, sedang jerami akan terdorong oleh plat pendorong ke pintu peng-eluaran jerami.
(g)    Butiran padi, potongan jerami dan kotoran yang lolos dari saringan perontok akan jatuh ke ayakan dengan bergoyang dan juga terhembus oleh kipas angin.
(h)    Butiran hampa atau benda-benda ringan lainnya akan tertiup terbuang melalui pintu pengeluaran kotoran ringan.
(i)    Benda yang lebih besar dari butiran padi akan terpisah melalui ayakan yang berlubang, sedangkan butir padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran padi bernas.

Gambar 10. Perontokan padi dengan power thresher


E.    Pengeringan

Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang lama.  Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan proses pengeringan dapat mencapai 2,13 %.  Pada saat ini cara pengeringan padi telah berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan.
1)    Pengeringan Padi dengan Cara Penjemuran       
Penjemuran merupakan proses pengeringan gabah basah dengan memanfaatkan panas sinar matahari. Untuk mencegah bercampurnya kotoran, kehilangan butiran gabah, memudahkan pe-ngumpulan gabah dan meng-hasilkan penyebaran panas yang merata, maka penjemuran harus dilakukan dengan menggunakan alas.  Penggunaan alas untuk penjemuran telah berkembang dari anyaman bambu kemudian menjadi lembaran plastik/terpal dan terakhir lantai dari semen/beton. Berikut ini cara penjemuran gabah basah. 
(a)    Cara penjemuran dengan lantai jemur
Dari berbagai alas pen-jemuran tersebut, lantai dari semen merupakan alas penjemuran terbaik.  Permuka-an lantai dapat dibuat rata atau bergelombang.  Lantai jemur rata pembuatannya lebih mudah dan murah, namun tidak dapat mengalirkan air hujan secara cepat  bahkan adakalanya menyebabkan genangan air yang dapat merusakkan gabah.  Lantai jemur bergelombang lebih di-anjurkan, karena dapat meng-alirkan sisa air hujan dengan cepat.  Berikut ini cara penjemuran dengan lantai jemur : 
o    Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5 cm – 7 cm untuk musim kemarau dan 1 cm – 5 cm untuk musim penghujan.
o    Lakukan pembalikan setiap 1 – 2 jam atau 4 – 6 kali dalam sehari dengan menggunakan garuk dari kayu.
o    Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00 dan tempering time jam 11.00 – jam 14.00.
o    Lakukan pengumpulan de-ngan garuk, sekop dan sapu.

Gambar 11. Pengeringan padi dengan lantai jemur

(b)    Cara penjemuran dengan alas terpal/plastik
Alas terpal/plastik dapat juga dipakai untuk alas penjemuran.  Beberapa keuntungan pengguna-an alas terpal/plastik adalah :
o    Memudahkan pengumpulan untuk pengarungan gabah pada akhir penjemuran.
o    Memudahkan penyelamatan gabah bila pada waktu penjemuran hujan turun secara tiba-tiba.
o    Dapat mengurangi tenaga kerja buruh di lapangan.
Berikut cara penjemuran dengan alas terpal/plastik :
o    Jemur gabah di atas alas terpal/plastik dengan ke-tebalan 5 – 7 cm untuk musim kemarau atau 1 – 5 cm untuk musim peng-hujan.
o    Lakukan pembalikan secara teratur setiap 1 – 2 jam sekali atau 4 – 6 kali dalam sehari.  Pembalikan di-anjurkan tanpa mengguna-kan garuk karena dapat mengakibatkan alas sobek. 
o    Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00, dan tempering time jam 11.00 – jam 14.00.
o    Lakukan pengumpulan de-ngan cara langsung di-gulung.
2)    Pengeringan Padi dengan Pengering Buatan
Pengeringan buatan merupakan alternatif cara pengeringan padi bila penjemuran dengan matahari tidak dapat dilakukan.  Secara garis besar pengeringan buatan dibagi atas 3 bentuk, yaitu tumpukan datar (Flat Bed), Sirkulasi (Recirculation Batch) dan kontinyu (Continuous-Flow Dryer).
(a)    Flat Bed Dryer
Flat Bed Dryer merupakan mesin pengering yang terdiri dari:
o    Kotak pengering terbuat dari plat lembaran, ber-bentuk kotak persegi panjang dengan ukuran bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Pada kira-kira bagian kotak terdapat sekat/lantai yang berlubang terbuat dari plat baja lembaran, terbagi menjadi 2 ruangan, atas dan bawah.
o    Blower/kipas dan kompor panas terletak di sebelah luar kotak pengering, dihubungkan dengan cerobong.
o    Kompor pemanas memakai bahan bakar minyak tanah.
Pengeringan dengan meng-gunakan Flat Bed Dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o    Padi yang akan dikeringkan di tempatkan pada kotak pengering.
o    Api dari sumber panas akan dihembuskan ke bagian/ ruangan bawah dari kotak pegering oleh blower yang digerakkan motor peng-gerak.
o    Udara panas naik ke ruang atau kotak pengering yang berisi padi melalui sekat yang berlubang.
o    Udara panas akan me-nurunkan kadar air padi.

Gambar 12. Flat bed dryer

(b)    Continuous Flow Dryer
Continuous Flow Dryer me-rupakan mesin pengering dengan bagian komponen mesin yeng terdiri dari kotak pengering, komponen pemanas seperti kompor, kipas / blower, motor penggerak, dan screw conveyor discharge.  Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi yang akan dikeringkan.  Tingi kotak pengering 3 – 5 m. Bagian ini terbuat dari plat baja lembaran dan tebalnya 2 – 3 mm.
Pengeringan dengan continuous flow dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o    Cara kerja sama dengan drier lainnya, namun padi yang akan dikeringkan diaduk posisinya oleh screw conveyor.
o    Alat ini terdiri dari kotak pengering vertikal, pemanas dan dilengkapi dengan screw conveyor dischange.
o    Gabah yang akan dikeringkan dimasukan pada bagian atas kotak pengering. Udara pemanas dihembuskan pada salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang lain.
o    Pada saat pengeringan gabah terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian bawah “Screw Conveyor Dischange” yang terletak pada bagian bawah kotak pengering. Besarnya kecepatan keluarnya gabah dapat diatur.

Gambar 13. Pengeringan padi dengan continuous flow dryer

F.    Penyimpanan

Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu.  Kesalahan dalam melakukan penyimpanan gabah/ beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu gabah/beras. Cara penyimpanan gabah/beras dapat dilakukan dengan : (1) sistem curah, yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan pada suatu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama maupun cuaca, dan (2) cara penyimpanan menggunakan kemasan/wadah seperti karung plastik, karung goni, dan lain-lain.
1)  Penyimpanan Gabah dengan Sistem Curah
Penyimpanan gabah dengan sistem curah dapat dilakukan dengan menggunakan silo.  Silo merupakan tempat menyimpan gabah/beras dengan kapasitas yang sangat besar.  Bentuk dan bagian komponen silo adalah sebagai berikut :
(a)    Silo biasanya berbentuk silinder atau kotak segi-empat yang terbuat dari plat lembaran atau papan.
(b)    Silo dilengkapi dengan sistem aerasi, pengering dan elevator.
(c)    Sistem aerasi terdiri dari kipas-kipas angin aksial dengan lubang saluran pemasukan dan pengeluaran pada dinding silo.
(d)    Pengering terdiri sumber pe-manas/kompor dan kipas peng-hembus.
(e)    Elevator biasanya berbentuk mangkuk yang berjalan terbuat dari sabuk karet atau kulit serta plat lembaran.
Penyimpanan gabah/beras de-ngan silo dilakukan dengan cara sebagai berkut :   
(a)    Gabah yang disimpan dialirkan melalui bagian atas silo dengan menggunakan elevator, dan dicurahkan ke dalam silo.
(b)    Ke dalam tumpukan gabah tersebut dialirkan udara panas yang dihasilkan oleh kompor pemanas dan kipas yang terletak di bagian bawah silo.
(c)    Kondisi gabah dipertahankan dengan mengatur suhu udara panas dan aerasi.

Gambar 14. Penyimpanan gabah dengan silo

2)    Penyimpanan Gabah dengan Kemasan/Wadah
Penyimpanan gabah dengan kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan karung. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah dengan karung adalah :
(a)    Karung harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau penyim-panan.
(b)    Karung tidak boleh meng-akibatkan kerusakan atau pen-cemaran oleh bahan kemasan dan tidak membawa OPT.
(c)    Karung harus kuat, dapat menahan beban tumpukan dan melindungi fisik dan tahan terhadap goncangan serta dapat mempertahankan ke-seragaman. Karung harus diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan tentang produk yang dikemas.

G.    Penggilingan

Penggilingan merupakan proses untuk mengubah gabah menjadi beras. Proses penggilingan gabah meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah, penyosohan, pengemasan dan pe-nyimpanan.  Bagian komponen mesin penggiling terdiri dari :
1)    Motor penggerak
2)    Pengupas sekam biasanya dipakai tipe roll karet.  Terdapat 2 buah roll karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 roll karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3 besarnya gabah. Diameter kedua roll karet sama bervariasi 300 – 500 mm dan lebar 120 – 500 mm.
3)    Pemisah gabah mempunyai 3 tipe yaitu :
(a)    separator tipe kompartmen, merupakan kotak oscilator terdiri dari 1, 2, 3 atau 4 lapis/dek.
(b)    separator tipe dek, terdiri dari 3 sampai 7 rak dengan posisi miring, rak disusun dengan jarak 5 cm.
(c)    Separator type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang bergetar berjumlah 6 – 15 ayakan.
4)    Penyosoh
(a)    tipe mesin penyosoh yang dipakai untuk rice milling unit adalah tipe jet parlour.
(b)    udara dialirkan melalui poros yang tipis dan lubang dari tabung.
(c)    Dinding heksagonal yang berlubang membungkus tabung besi yang berputar. Jarak renggang dinding heksagonal dan tabung besi dapat diatur dengan sekrup.
(d)    Unit pembawa/conveyor.
Proses penggilingan gabah dila-kukan  dengan  cara sebagai berikut:
1)    Hidupkan mesin
2)    Masukkan gabah yang akan dikupas ke dalam hoper melalui bagian atas kemudian masuk diantara kedua rol karet.
3)    Atur renggang rol.
4)    Hasil pengupasan berkisar 90% beras pecah kulit dan 10% gabah, tergantung perbedaaan kecepatan putaran rol. Sekam yang terkupas terpecah menjadi 2 dan utuh. Beras pecah kulit yang dihasilkan tidak banyak yang retak sehingga bila disosoh akan memperoleh persentase beras kepala yang relatif tinggi.



Gambar 15. Mesin Pengupas Kulit Gabah



Gambar 16. Mesin Penyosoh


Gamabr 17. Pengemasan dan penyimpanan beras


III.    POLA KERJA KELOMPOK DALAM PENANGANAN PASCA PANEN PADI

Pola kerja kelompok dalam penanganan pasca panen padi harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis sebagai berikut :
1)    Pemanenan dan perontokan dilakukan oleh regu/kelompok pemanen.
2)    Jumlah pemanen harus dibatasi 1 regu/kelompok pemanen terdiri dari 5 – 7 orang dilengkapi dengan 1 pedal thresher atau 15 – 20 orang dilengkapi dengan 1 power thresher. Pemanenan dan perontokan padi dengan sistem kelompok perlu terus disosialisasikan kepada pemanen dan petani.  Penerapan pemanenan padi dengan sistem kelompok dapat menekan kehilangan hasil pasca panen padi.  Menurut hasil penelitian, kehilangan hasil panen pada sistem kelompok jauh lebih rendah dibandingkan dengan sistem kroyokan dan ceblokan.   


IV.    STANDARISASI

A.    Standar Mutu Gabah

Standar mutu gabah meliputi persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif. 
1)    Persyaratan kualitatif
a)    Bebas hama dan penyakit
b)    Bebas bau busuk, asam atau bau-bau lainnya
c)    Bebas dari bahan kimia seperti sisa-sisa pupuk, insektisida, fungisida dan bahan kimia lainnya
d)    Gabah tidak boleh panan
2)    Persyaratan kuantitatif mutu gabah sesuai SNI
Tabel 1.  Mutu Gabah
Komponen Mutu    Kualitas
    I    II    III
Kadar air ( % maksimum )
Gabah hampa  ( % maksimum )
Butir rusak + Butir kuning
( % maksimum )
Butir mrngapur + Gabah muda
( % maksimum )
Butir merah ( % maksimum )
Benda asing ( % maksimum )
Gabah Varietas lain
( % maksimum )    14,0
1,0
2,0

1,0

1,0
-
2,0    14,0
2,0
5,0

5,0

2,0
0,5
5,0    14,0
3,0
7,0

10,0

10,0
4,0
1,0
Keterangan :    Tingkat mutu gabah rendah (sample grade) adalah tingkat mutu gabah tidak memenuhi persyaratan tingkat mutu I, II dan II dan tidak memenuhi persyaratan kualitatif
B.    Persyaratan Mutu Beras

Sesuai dengan SNI, persyaratan mutu beras mencakup :
1)    Persyaratan kualitatif
(a)    Bebas hama dan penyakit
(b)    Bebas bau busuk, asam atau bau-bau lainnya
(c)    Bebas dari bekatul
(d)    Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang mem-bahayakan
2)    Persyaratan kuantitatif mutu beras giling sesuai SNI 01-6128-1999


Tabel 2.  Mutu Beras
No.    Komponen Mutu    MUTU
        Satuan    I    II    III    IV    V
1    Derajat sosoh    %    100    100    100    95 min    85 min
2    Kadar air maksimum    %    14    14    14    14    15
3    Beras kepala    %    100    95 min    84 min    73 min    60 min
4    Butir utuh min    %    60    50    40    35    35
5    Butir patah    %    0    5    15    25    35
6    Butir menis    %    0    0    1    2    5
7    Butir merah    %    0    0    1    3    3
8    Butir kuning/rusak maks    %    0    0    1    3    5
9    Butir mengapur    %    0    0    1    3    5
10    Benda asing    %    0    0    0.02    0.05    0.2
11    Butir gabah    Btr/
100g    0    0    1    2    3


V.    SARANA DAN PRASARANA PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK

A.    Lokasi

Lokasi bangunan tempat penanganan pasca panen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1)    Bebas dari pencemaran ;
-    Bukan di daerah pembuangan sampah/kotoran cair maupun padat.
-    Jauh dari peternakan, industri yang mengeluarkan polusi yang tidak dikelola secara baik dan tempat lain yang sudah tercemar.
2)    Pada tempat yang layak dan tidak di daerah yang saluran pembuangan airnya  buruk.
3)    Dekat dengan sentra produksi sehingga menghemat biaya transportasi dan menjaga kesegaran hasil.
4)    Sebaiknya tidak dekat dengan perumahan penduduk.

B.    Bangunan

Bangunan untuk penanganan pasca panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan kesehatan sesuai dengan :
1)    Jenis produk yang ditangani, sehingga mudah dibersihkan, mudah dilaksanakan tindak sanitasi dan mudah dipelihara.
2)    Tata letak diatur sesuai dengan urutan proses penanganan, sehingga lebih efisien.
3)    Penerangan dalam ruang kerja harus cukup sesuai dengan keperluan dan persyaratan kesehatan serta lampu berpelindung.
4)    Tata letak yang aman dari pencurian


C.    Fasilitas Sanitasi

1)    Bangunan untuk penanganan pasca panen harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan kesehatan. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana penyediaan air bersih.
2)    Bangunan harus dilengkapi dengan sarana pembuangan yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3)    Bangunan harus dilengkapi  sarana toilet :
(a)    Letaknya  tidak  terbuka  langsung ke ruang proses produksi beras.
(b)    Dilengkapi dengan bak cuci tangan (wastafel).




D.    Alat dan Mesin

Alat dan mesin yang dipergunakan dalam penanganan pasca panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomis dan ergonomis.  Persyaratan peralatan dan mesin yang digunakan dalam penanganan pasca panen harus meliputi :
1)    Sesuai dengan jenis produk yang akan dihasilkan
2)    Permukaan yang berhubungan dengan bahan yang diproses tidak boleh berkarat dan tidak mudah mengelupas.
3)    Mudah dibersihkan dan dikontrol
4)    Tidak mencemari hasil seperti unsur atau fragmen logam yang lepas, minyak pelumas, bahan bakar, tidak bereaksi dengan produk, jasad renik dll
5)    Mudah dikenakan tindakan sanitasi.


E.    Wadah dan pembungkus

Wadah dan pembungkus yang digunakan dalam penanganan pasca panen harus :
1)    Dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar.
2)    Dibuat dari bahan yang tidak melepaskan bagian atau unsur yang dapat mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu produk.
3)    Tahan/tidak berubah selama pengangkutan dan peredaran.
4)    Sebelum digunakan wadah harus dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi.
5)    Wadah dan bahan pengemas disimpan pada ruangan yang kering dan ventilasi yang cukup dan dicek kebersihan dan infestasi jasad pengganggu sebelum digunakan.


F.    Tenaga Kerja

Tenaga kerja untuk penanganan pasca panen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1)    Tenaga kerja harus berbadan sehat.
2)    Memiliki keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaannya.
3)    Mempunyai komitmen dengan tugasnya.
4)    Sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja



VI.    PELESTARIAN LINGKUNGAN

A.    Rencana Penanggulangan Pen-cemaran Lingkungan
Setiap usaha penanganan pasca panen harus menyusun rencana  cara-cara penanggulangan pencemaran dan kelestarian lingkungan sebagaimana diatur dalam :
1)    Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2)    Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
3)    Peraturan Pelaksanaan Analis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

B.    Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan diperlukan perhatian khusus terhadap beberapa hal seperti :
1)    Mencegah timbulnya erosi serta membantu penghijauan di areal usaha.
2)    Menghindari timbulnya polusi dan gangguan lain yang berasal dari lokasi usaha yang dapat mengganggu lingkungan berupa bau busuk, serangga, tikus serta pencemaran air sungai/sumur. 
3)    Setiap usaha penanganan pasca panen hasil pertanian harus membuat unit pengolahan limbah (padat, cair dan gas) yang sesuai dengan kapasitas produksi limbah yang dihasilkan.


VII.    SISTEM PENGAWASAN

A.    Pengawasan
1)    Usaha penanganan pasca panen harus  menerapkan sistem pengawasan secara baik pada titik kritis dalam proses produksi untuk memantau kemungkinan adanya kontaminasi dan atau kerusakan mutu.
2)    Instansi yang berwenang dalam bidang pertanian, melakukan peng-awasan terhadap pelaksanaan pengawasan manajemen mutu terpadu yang dilakukan.

B.    Sertifikasi
1)    Usaha penanganan pasca panen untuk tujuan ekspor harus dilengkapi dengan sertifikat.
2)    Sertifikat dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang setelah melalui penilaian dan rekomendasi.

C.    Monitoring dan Evaluasi
1)    Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh lembaga yang berwenang di bidang pertanian di Kabupaten/Kota.
2)    Evaluasi dilakukan secara berkala berdasarkan data dan  informasi yang dikumpulkan serta pengecekan/ kunjungan ke usaha penanganan pascapanen hasil  pertanian.

D.     Pencatatan
    Usaha penanganan pasca panen hendaknya melakukan pencatatan (recording) data yang terkait dengan proses produksi yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Data yang perlu dicatat adalah sebagai berikut :
1)    Data bahan baku dan bahan pendukung
2)    Jenis produksi
3)    Kapasitas produksi 
4)    Permasalahan yang dihadapi dan rencana tindak lanjut

E.    Pelaporan
1)    Setiap usaha penanganan pasca panen wajib membuat laporan baik teknis maupun administratif secara berkala (6 bulan dan tahunan) untuk keperluan pengawasan intern, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dapat mengadakan perbaikan/perubahan berdasarkan pelaporan yang ada.
2)    Setiap usaha penanganan pasca panen harus membuat laporan tertulis secara berkala (6 bulan dan tahunan) kepada instansi yang berwenang.


VIII.    PENUTUP

Penanganan pasca panen me-rupakan kegiatan strategis yang memerlukan partisipasi seluruh masyarakat. Untuk mengimplementasi-kan penanganan pasca panen dibutuh-kan kemampuan teknis dan manajemen yang baik.
Pedoman ini disusun dalam rangka memberikan panduan kepada para petani agar dapat melaksanakan penanganan pasca panen secara baik dan benar. Pedoman ini masih bersifat umum sehingga perlu dijabarkan lebih lanjut sesuai potensi dan karakteristik lokasi menjadi Prosedur Operasional Standar (POS).